Minggu, 28 Februari 2016







Charity Art Festival 2016 adalah acara CAF kedua yang telah diselenggarakan oleh Komunitas Taufan setelah CAF 2015 yang pertama dilakukan pada Februari 2015. CAF diselenggarakan dalam rangka Hari Kanker Anak Internasional. Acara ini terselenggara berkat dukungan beragam pihak.
CAF 2016 diselenggarakan di panggung utama Pasar Seni Taman Impian Jaya Ancol. Beragam sponsor yang turut mendukung seperti, Bluebird yang mengantar dan menjemput para pasien ke lokasi acara, WeWo yang sejak CAF 2015 turut serta dalam mengumpulkan donasi dengan beragam kreasinya, Ivyflow dengan bunga-bunganya yang cantik, Liquo8 air mineral pencegah dehidrasi selama acara berlangsung, Calpico yang segar, Frisian Flag yang enak, Camelo es krim yang manis, dan Nanny’s Pavillon dengan pastanya yang menemani makan siang.
CAF 2016 menghadirkan 30 pasien dampingan Komunitas Taufan beserta orang tua. Selain itu juga ada relawan dan donatur serta terbuka untuk umum. Acara ini dipandu oleh Kak Ayu Nurul Huda dan dimeriahkan oleh, Kids Yoga Jakarta, Ayo Dongeng Indonesia, Killa Shafia, Rick Karnadi, Fatin Shidqia, Andinia, Andira, Segitiga, Zahir ‘Dalang Cilik’, Kak Ale, The Exs, YKT Band, Dr. Anto, Miss Hiday, Kak Agah, Andri, Sekar, dan Raffa.

Ibu Yanie, founder Komunitas Taufan

Yoga pagi bersama Kids Yoga Jakarta
Health Talkshow with Dr Anto
Bersama Miss Hiday
Dalang cilik kita

Jujur, untuk persiapan CAF 2016 ini saya tidak terlibat ikut meeting dan ribet-ribet membantu banyak karena princess lagi diwarning untuk nggak banyak main keluar rumah. Padahal kan keluar rumah bukan untuk main, tapi untuk kegiatan positif. Tapi, yaudahlah yaa…
Saya mengatur waktu weekend yang pas agar pada hari H yaitu tanggal 21 Februari 2016 bisa keluar rumah dan datang ke CAF 2016 ini. Tadinya pingin ikut nginap sabtu malamnya di Ancol untuk sekalian bantu-bantu, tetapi lagi-lagi, princess lagi susah keluar rumah.
21 Februari, hari Minggu akhirnya berangkat pagi-pagi sekali dari rumah, lebih pagi dibanding jadwal bangun dan berangkat untuk ke kantor bahkan. Demi CAF dan Komunitas Taufan apa sih yang enggak. Ciiee…
Sampai di Ancol dengan selamat dan harus berjalan kaki dari gerbang timur ke pasar seni. Lumayan, olah raga pagi. Untungnya nggak jalan sendiri. Di depan gerbang timur tadi bertemu dengan relawan lain, Inge dan kak Hana. Dapat teman baru lagi deh. Banyak ngobrol dan ternyata Inge yang umurnya di bawah saya ini mengira kalau saya justru berumur di bawah dia. Tampang itu menipu, tapi umur nggak bisa bohong. Selesai acara ini kita bertiga selfie bareng di Hpnya Inge, tetapi sampai sekarang belum dapet kiriman fotonya juga dari Inge.
Acara berjalan sangat seru dan meriah seperti CAF 2015 lalu meski jadwal acara agak ngaret dan ada beberapa kendala yang tidak diharapkan, tetapi akhirnya acara berakhir dengan cukup memuaskan. Bayangkan, acara sebesar ini dengan sponsor yang bisa dibilang tidak sedikit ini hanya dipersiapkan dalam waktu kurang dari dua minggu. Kereen kalian!!

Riweh, ya


Kebersamaan antara relawan dan pasien benar-benar membuat acara semakin asik. Seperti biasa, adik-adik pasien inilah yang selalu membuat kami sebagai relawan justru merasa nggak ada apa-apanya dibanding mereka. Ada semangat dari keceriaan mereka yang menyadarkan kami para relawan . Senyum-senyum polos dan tawa riang tanpa beban, seolah mereka baik-baik saja, padahal waktu begitu dekat jaraknya dengan mereka. Waktu yang nyatanya memang terus berdetak dan tidak bisa ditawar kembali. Mereka masih kecil, tetapi mereka lebih dewasa. Dik, doaku, doa kami, selalu menyertai kalian semua.










Di CAF ini memang tidak banyak kisah menharukan yang saya alami langsung seperti CAF 2015 sebelumnya. Saat face painting, saya justru bingung harus apa dan bagaimana. Saya belum pernah ikut bangsal visit atau pun home visit sebab waktu yang belum pas dan semesta yang belum mengijinkan. Dengan begitu, saya nggak banyak mengenal apalagi dekat dengan adik-adik pasien. Saya suka anak-anak, suka sekali, tetapi entah, di depan mereka saya merasa bingung, hanya bisa mengagumi keceriaan yang tergurat pada wajah-wajah polos itu.
Akhirnya ada seorang anak yang datang mendekat dan memperhatikan teman-teman lainnya yang lagi face painting. Saya ajak ngobrol dan main aja deh. Namanya Raffa, umurnya sekitar tujuh tahun. Anak manis yang pendiam dan malu-malu tetapi ganteeng.
"Raffa, kita gantian main face painting, yuk! Mau kamu duluan yang nggambar di muka kakak atau kakak yang nggambar di muka kamu?"
Terus Raffa diam saja.
“Sinih, kakak duluan, ya." Kemudian Rafa pasrah mukanya dicorat-coret tapi tetap nyengir. Sepanjang saya corat-coret wajahnya,  Raffa saya ajak ngobrol. Raffa suka main handphone, katanya. Mainnya games apa yaa saya lupa namanya, maklum, games di handphone sendiri aja adanya cuma Pou dan dimainin kalau memang lagi suntuk baca atau kesepian. Sepanjang diajak ngobrol, Raffa banyak diam dan cuma nyengir, tapi kalau obrolannya dia suka, dia pasti antusias sekali. Nyengirnya itu bikin meleleh deh. Selesai deh mukanya Raffa.
“Raffa nggak mau ganti corat-coret muka kakak juga?"
Lagi-lagi dia cuma nyengir. Mungkin Rafa nggak tega mau corat-coret wajah kakak yang manis ini. Kemudian kak Dana berujar ke Raffa, “Raffa, jadi laki-laki jangan pemalu, harus berani ya!”.
Raffa mengidap leukimia. Pendiam tapi ngegemesin. Penurut dan imut-imut. Selesai saya corat-coret mukanya, Raffa duduk dipangkuan saya dan dia betah duduk dipangkuan saya, tetapi lama-lama kamu berat juga ya, Sayang. Hahaha
Ini Raffa


Acara berlangsung meriah saat kak Killa dan kak Rick menghibur dengan suaranya yang merdu. Dan lagi ketika Fatin memenuhi undangan dengan hadir di acara. Fatin tidak ketinggalan dicorat-coret juga loh mukanya oleh adik-adik pasien. Setelah itu kak Fatin membimbing adik-adik untuk melakukan fashion show. Yang pasti sih seruuu!
Kak Killa dan Kak Rick
Fatin membimbing fashion show
Oiya, ada donasi yang terkumpul selama acara berlangsung loh.
1. Rp. 650.000 dari kegiatan Tie-dye oleh Wewo
2. Rp. 1.462.000 dari kegiatan Lukis Sketsa Wajah
Saling berbagi nggak akan membuatmu kehilangan sedikit pun apa yang kamu punya, justru sebaliknya, bertambah. Hanya hati yang tuluslah yang dapat terasa dan merasakannya. Cinta itu anugerah, dan mencintai kalian keluarga besar Komunitas Taufan yang luar biasa adalah sebuah anugerah yang indah. Ada Ibu, kakak, adik, sahabat, dan cinta.
Menyibukkan diri dengan hal-hal positif dapat membunuh kesepian. Menguburkan kehampaan melalui tawa riang dan polah polos malaikat-malaikat kecil.


We are volunteer


*Seluruh foto adalah dokumentasi dari Komunitas Taufan


 

Feti Habsari . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates